Minggu, 22 November 2009

Rumah Tradisional Jambi"Kajang Lako"









Arsitektur tradisional adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan suatu bangsa ,jadi arsitektur tradisional merupakan salah satu identitas dari pendukung kebudayaan.




Oleh karena itu dalam blog ini saya akan membahas Rumah Tradisional Orang Batin dari Jambi tentang Asal-usul penduduk dan bagian-bagian utama dalam bangunan yaitu “Atap,dinding,pondasi dan tiang.

Asal-Usul Penduduk

Orang Batin adalah salah satu suku bangsa yang ada di Provinsi Jambi. Sampai sekarang orang Batin masih mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, bahkan peninggalan bangunan tua pun masih bisa dinikmati keindahannya dan masih dipergunakan hingga kini.

Konon kabarnya orang Batin berasal dari 60 tumbi (keluarga) yang pindah dari Koto Rayo. Ke 60 keluarga inilah yang merupakan asal mula Marga Batin V, dengan 5 dusun asal. Jadi daerah Marga Batin V itu berarti kumpulan 5 dusun yang asalnya dari satu dusun yang sama. Kelima dusun tersebut adalah Tanjung Muara Semayo, Dusun Seling, Dusun Kapuk, Dusun Pulau Aro, dan Dusun Muara Jernih. Daerah Margo Batin V kini masuk wilayah Kecamatan Tabir, dengan ibukotanya di Rantau Panjang, Kabupaten SorolangunBangko.

Pada awalnya orang Batin tinggal berkelompok, terdiri dari 5 kelompok asal yang membentuk 5 dusun. Salah satu perkampungan Batin yang masih utuh hingga sekarang adalah Kampung Lamo di Rantau Panjang. Rumah-rumah di sana dibangun memanjang secara terpisah, berjarak sekitar 2 m, menghadap ke jalan.

Sekarang penduduk Marga Bathi V berjumlah lebih kurang 74000 jiwa terdiri dari penduduk asli dan pendatang.

Penduduk Asli adalah penduduk yang berasal dari Marga Batin.

Pendatang adalah penduduk yang berasal dari suku Jawa dan Sumatra Barat,karena ada kecamatan Muaro Bungo Kabupaten Bungo Tebo.

Tipologi Bangunan

Rumah adat ini typologynya berbentuk bangsal yaitu 4 segi panjang dengan ukuran lebarnya 9 meter dan panjangnya 12 meter. Dibuat dalam bentuk 4 persegi panjang untuk mempermudah dalam penyusunan ruangan yang disesuaikan dengan fungsinya karena pada lingkungan adat Marga Batin V tidak terlepas dengan hukum agama Islam. Contohnya jika ada musyawarah adat semua tingkat lapisan masyarakat akan hadir dan masing-masing mempunyai ruangan tersendiri yang telah ditetapkan oleh adat. Ruangan anak gadis dengan pemuda berjauhan. Anak gadis berada diruang belakang sedangkan pemuda berada dimuka,begitu juga dengan ruang perempuan dewasa dengan laki-laki dewasa berbeda.

Bentuk bagian bangunan

Bubungan / Atap

  • Bubungan rumah adat yang ada didusun Lamo disebut GAJAH MABUK. Mengapa disebut gajah mabuk? karena menurut cerita dari pemuka-pemuka adat maupun dari penduduk setempat mengatakan bahwa gelar gajah mabuk diberikan kepada si pembuat rumah yaitu Ismail,yang selalu dalam keadaan mabuk dan tergila-gila dengan seorang gadis dan ingin mempersuntingnya keturunan dari Poyang Panglimo tetapi di tolak oleh orang tua si gadis karena merasa tidak setingkat dengan golongannya dalam kedudukan adat.Akhirnya Ismail dapat juga mempersuntingnya.
  • Bentuk bubungan rumah ini memanjang. Kedua ujung bubungan sebelah atas melengkung sedikit keatas, sehingga tampak berbentuk perahu. Bentuk bubungan yang demikian ini dinamakan dengan istilah LIPAT KAJANG dan penduduk setempatnya menyebutnya dengan istilah POTONG JERAMBAH.Mengapa seperti perahu?Karena salah satu mata pecaharian dari Orang Batin adalah nelayan dan letak rumah dipinggir laut,sehingga terinspirasi bentuk perahu dalam pembuatan atap rumahnya.
  • Ujung bubungan sampai ke kasau bentuk dipasang sekeping papan yang memanjang dan menjulur keatas melebihi tiang bubungan, ujung papan depan dan belakang bersilangan dan diberi ukiran. Dari jauh terlihat seperti tanduk kambing.
  • Terdapat kasau bentuk (panjang ± 60 cm). Berfungsi melindungi rumah dari air hujan,serta memperindah bangunan.
  • Atap yang digunakan terbuat dari daun mengkuang/ijuk yang dianyam dan kemudian dilipat dua. Bila diperh atikan dari samping maka atapnya kelihatan berbentuk segi tiga.
  • Maksud atap rumah tersebut dibuat demikian,antara lain :

    Untuk mempermudah air turun apabila hujan.

    Supaya udara gampang keluar masuk.

    Dibaian dalamnya dapat dipergunakan sebagai tempat menyimpan.

    Dinding

  • Dinding sebelah kiri dan kanan bangunan bersambungan dengan tebar layar
  • Dinding bagian depan dibuat setinggi 60 cm, yang disebut masinding
  • Dari din ding masinding sampai pengarang kasau

    dibuat jendela sehingga apabila jendela ditutup,maka dinding tidak terbuka lagi.


  • Tinggi dinding 2 meter.
  • Bahan yang digunakan papan yang terbuat dari jenis kayu yang keras.Papan dipasang tegak. Dengan perkuatan kayu melintang,papan disatukan dengan diikatkan pad a tiang-tiang.



    Sendi

  • Pondasi beruapa sendi.
  • Sendi tebuat dari batu kali/kayu yang permukaannya diratakan.
  • Garis tengah Sendi ± 35 cm


Tiang

  • Terdapat 30 batang tiang, 24 tiang utama, 6 tiang pelamban
  • Dibuat persegi delapan
  • Analisa : Mengapa persegi delapan?karena permukaan Tiang persegi delapan lebih kuat dan kokoh .
  • Terbuat dari kayu keras sehingga sampai sekarang tiang-tiang rumah masih utuh
  • Panjang masing-masing tiang 4,25 meter,sehingga tuang tersebut mempunyai fungsi sebagai tiang bawah (tongkat) dan sebagai tiang kerangka bangunan.
  • Tiang pelamban terbagi menjadi 6 :

Ø Tiang Tuo adalah Berada diruang balik melintang dengan di apit oleh tiang balik menalam dan tiang tepi

Ø Tiang Tengah adalah berada ditengah-tengah rumah dan sederet dengan tiang tuo.Jumlah tiang tengah sebanyak 4 batang.

Ø Tiang tepi berada dipinggir bangunan.

Tiang tepi terdapat 2 macam yaitu: Tiang tepi depan dan tiang tepi belakang masing-masing jumlah 4 batang.

Ø Tiang Balik Melintang berada diujung sebelah kanan bangunan.

Berfungsi sebagai penahan tiang balik melintang.

Jumlah tiang 4 batang.

Ø Tiang Balik Menalam,berada di antara tiang tengah dengan tiang tepi.

Berfungsi sebagai tiang ruang balik menalam

Jumlah tiang 4 batang

Ø Tiang Gaho,berada di ujung kiri bangunan

Berfungsi sebagai tiang ruang gaho

Jumlah tiang 4 batang

  • Tiang Pelamban,berada di luar bangunan induk,dibuat agak pendek dan kecilbiladibandingkan dengan tiang-tiang lainnya yang berada dibangunan induk,Mengapa?

  • Analisa : karena bukan merupakan tiang utama dan hanya berfungsi sebagai tiang pelamban saja,karena jika dibuat sama seperti tiang-tiang lainnya disebut pemborosan,dibuat kecil dan pendek sudah dapat berdiri kokoh.


  • Panjang tiang pelamban sama dengan tinggi lantai pelamban.Jumlah tiang 6 batang

  • Bila diperhatikan susunan tiang yang dipergunakan rumah adat ini,berbaris enam dan tiap-tiap baris berjumlah 4 batang.


1 komentar:

  1. mungkin kalau rumah adat jambi sedikit dimodifikasi dan disesuaikan dengan bangunan moderen pasti hasilnya lebih keren

    BalasHapus